Catatan :Cerita ini sesungguhnya hanya fiksi belaka, oleh karena itu bila
ada nama, tempat atau lembaga tertentu, saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya
sengaja mencantumkan nama tempat dan lembaga, sesungguhnya hal ini semata-mata
untuk memberi kesan kekuatan Cerita.
13 th Room
Penulis
Dedy
Ibrajoem Moesa
Pra Publish
Pascal Duc
Junia
Design
Cover
Dedy
Ibrajoem Moesa
LayOut
Dedy
Ibrajoem Moesa
Photographs
Dedy
Ibrajoem Moesa
Painting
Dedy
Ibrajoem Moesa
Publish
Pertama, Agustus 2012
Publisher
Ramphagho
ISBN
978-602-7709-01-0
Kata Pengantar
Novel
berupa script film ini sebenarnya telah selesai
akhir tahun 2004 dan pernah saya ajukan di dua Production House di
Jakarta, namun berselang bulan berikutnya saya tidak dapat mengkonfirmasi lagi
keberlanjutannya karena Tsunami Aceh Desember 2004 memaksa saya pulang ke Aceh
untuk menjadi relawan kemanusian bahkan sampai sekarang ketika saya
berkesempatan menerbitkan buku ini untuk khalayak umumpun belum berkesempatan
menemui mereka begitu juga sebaliknya. Dan sekarang ketika harus menulis Kata
Pengantar Memori saya harus diputar kembali ketahun 2004 dan itu sudah 8 tahun
yang lalu, saya harus mengumpulkan semua energi yang ada untuk serta merta
flash back ke 2004 silam yang juga tahun ke-10 saya tinggal di Yogyakarta,
sebelumnya saya tidak pernah memimpikan akan menulis novel Script Film ini
apalagi berkeinginan menjadi penulis, ini terjadi dengan sendirinya, buku ini
selesai hanya kurang dari dua bulan saja, namun saya percaya memori dan
pengalaman hidup 10 tahun di Yogyakarta serta pengalaman mistis telah membantu
saya dalam menulis Novel 13th
Room ini.
Memang
ketika masih kuliah di tahun 1996 di Yogyakarta kami sebagai mahasiswa
Broadcasting kesulitan mendapatkan referensi
buku tentang bagaimana menulis sebuah Scenerio atau naskah film atau
sinetron padahal dikampus waktu itu ada mata kuliah ‘Tehnik Penulisan Naskah
Artistik’ (film/ Sinetron/Drama). Kami memang ada pembekalan bagaimana membuat
sebuah treatment (seperti sebuah Scenerio Pendek dan juga Naskah Penulisan
Berita yang lengkap dengan kolom Audio & Visual), namun menulis sebuah
Naskah film yang utuh itu memang tidak pernah mendapat perbekalan di kampus dan
juga keterbatasan buku referensi saat itu.
Alhasil
saya pun tidak memiliki konsep yang cukup untuk membuat atau menyatakan bahwa
apa yang saya tulis ini memang sebuah Script Film sesungguhnya,
FADE IN
SEQUENCE 1
PINGGIR
PANTAI - MALAM HARI
{Sekumpulan
makhluk mengerikan (berkostum seperti Jilbab/Jubah bewarna hitam, bahagian
bawah dagu dibiarkan terbuka memanjang ke bawah hingga melewati batas lutut dan
wajah mereka ditutup topeng warna merah, berbeda dengan Kostum Pimpinannya dia
tanpa topeng namun jubah jilbabnya di tambah dengan kain penutup wajah hanya
ada dua bolongan untuk mata dan satu lagi untuk hidung, semua serba hitam)
duduk melingkari altar, kecuali pimpinan. Mereka sedang melakukan sebuah
Upacara Ritual Pengorbanan Suci untuk mendapat berkah kepada Ratu mereka. Salah
seorang yang jadi pemimpin di antara mereka berdiri membelakangi altar memimpin
membaca mantra-mantra dalam bahasa yang tak dapat dimengerti sambil di ikuti
oleh peserta Upacara lainnya, Upacara ini berlangsung malam hari pada sebuah
pantai. Tampak pemimpin upacara tersebut memegang sebuah tongkat seperti sendok
garpu atau trisula di tangan kirinya sementara di tangan kanannya sebuah obor
tampak menyalak, ketika itu sudah sangat siap untuk di sulut}
{Setelah
bacaan mantra selesai, saatnya tiba membakar sesembahan yang sedari tadi sudah
dipersiapkan di atas altar setinggi 1.5 meter itu, ketika obor mendekati altar
tampak lah Rima terlentang sedang meronta-ronta berusaha untuk melepaskan diri
dari atas altar tersebut, namun sia-sia belaka karena ke-dua tangan dan kakinya
terikat begitu kuat. Sementara itu api obor ditangan pimpinan Upacara tersebut
semakin dekat dan siap menyalak melahap habis altar dan apapun di atas altar
tersebut dengan tak tersisa. Ketika Obor itu benar-benar menyentuh altar, tampak
Rima dalam kobaran api benar-benar tak terkendali berteriak sekuat-kuatnya dan
sejadi-jadinya. Saat itu,...}
SEQUENCE 2
KAMAR TIDUR
RIMA - MENJELANG SUBUH
{Di lokasi
yang berbeda di sebuah kamar di atas sebuah ranjang tampak Rima terengah-engah
baru terjaga dari tidurnya, daun jendela membanting beberapakali dan gordin
bewarna putih terlihat berhembus ke arah dalam kamar di hempas angin. Sejurus
kemudian Rima berlarian ke arah jendela menutup jendela kembali, kemudian balik
ke arah ranjang lalu meraih sebuah jam tangan yang tergelatak di sebuah meja
kecil di samping ranjangnya, jam tangan waktu itu menunjukkan 04:03 pagi. Rima
duduk di pinggir ranjang ke dua tangannya meraup mukanya saat kedua tangannya
diturunkan dari wajahnya tampak Hanphone tergelatak di atas meja tanpa pikir
panjang di raihnya handphone tersebut lalu,...}
SEQUENCE 3
KAMAR TIDUR
DJODI - MENJELANG SUBUH
{Kriiing.........kriiiing........kriiiiiiiing,.......Tampak
Djodi masih tidur posisi telungkup pakai jeans tanpa baju terlihat tangan
kirinya mencari-cari sumber bunyi, tangannya menemukan sebuah handphone dalam
keaadaan masih telungkup didekatkan Handphone tersebut ke telinga kirinya. Lalu
dari seberang terdengar suara Rima masih terengah-engah mencoba menceritakan
semua pengalaman mimpinya kepada Djodi, waktu itu posisi Djodi sudah duduk
dipinggir Ranjang sambil mencoba menenangkan Rima dengan mengatakan}
“itu hanya Mimpi Rim, so yang harus
kamu lakukan sekarang adalah tenangkan dirimu kembali, kalau bisa ambil whudu’
dan sholat, bukan kah sekarang sudah waktu shubuh,...dan besok kita jumpa di
kampus timpal Djodi“
{Djodi tahu
betul bahwa Rima adalah Cewek yang masih sangat kuat prinsip beragamanya, walau
sepintas Rima terlihat tomboy, pakai jeans, namun hatinya sebenarnya super
halus dan tak pernah terlihat sama sekali lipstik atau sejenis perias wajah
lainnya di muka yang memiliki paras menggoda itu,...sebenarnya Djodi punya hati
dengan Rima, namun sudah sejauh ini bahkan hampir selesai study sejak 4.5 tahun
lalu mengenal Rima tak pernah sama sekali perasaannya di ungkapkan kepada Rima,
Djodi khwatir akan di tolak Rima, lagian mereka sebenarnya sudah sangat akrab
sebagai teman bahkan keduanya bersahabat dengan baik. Kedekatan mereka sempat
menjadi buah bibir antara teman-teman se-angkatan di kampus bahwa keduanya
memiliki hubungan istimewa, bukan sekedar teman biasa. Gossip itu sama sekali
tidak mengusik hubungan mereka dan anehnya keduanya tak pernah membahas gossip
itu, dibiarkan berlalu berhembus seperti Bensin yang jadi asap keluar lewat
knalpot dan menghilang ntah kemana juntrungannya, ya mungkin ada yang hinggap
di paru-paru pelalulintas lainnya. Sebaliknya dengan Rima dan Djodi bukan cuek tetapi seperti nya mereka tidak
ada yang berani mengungkap perasaan masing-masing. Akhirnya Gossip yang
seharusnya bisa di mamfaatkan antara keduanya jangan kan hinggap di kepala
mereka di rambut pun tidak, ya begitulah keadaan mereka saling cuek bebek.
Namun siapa nyana ternyata bara itu telah benar-benar menjadi api di dada
Djodi. haaahhh?!!!}
SEQUENCE 4
KANTIN
KAMPUS ISI FAKULTAS MEDIA REKAM - PAGI HARI
{Djodi
duduk di salah satu meja di Kantin membaca koran secangkir kopi panas masih
mengeluarkan asap, terlihat juga beberapa mahasiwa-mahasiswi lain ikut ambil
bagian di kantin tersebut sambil mengobrol, sementara di luar kantin tampak
seperti biasa sejumlah mahasiswa lain duduk di halaman di bawah pohon menunggu
Dosen datang menghabiskan waktu dengan bermain gitar bernyanyi dan tertawa,
terlihat juga beberapa buah sepeda motor di parkir serampangan. Di antara
mereka ada yang berambut gondrong bahkan ada juga yang Gimbal, satu dua cewek
terlihat dalam kelompok itu, dua berambut cepak satu berjilbab satu lagi
berambut sebahu setengah keriting dan dicat bewarna kekuning-kuningan. Mereka adalah
angkatan muda, masih suka ngumpul
menghabiskan waktu bersama belum banyak tugas membebani mereka, dan kebanyakan
mereka masih suka bergaya apa aja yang mereka mau, yahh proses pencarian jati
diri}
{Ok,...kita
kembali ke kantin di sana masih duduk Djodi membaca koran membelakangi pintu
masuk kantin, seseorang menepuk bahu kirinya dan langsung duduk di depan nya
kebetulan kursi nya kosong, pria ini adalah Andy teman Se angkatan Djodi, Djodi
menutup halaman korannya hendak menyapa, namun Andy kedahuluan }
ANDY :Hey Djod apakhabar kamu, gimana tugas kalian
bersama Rima, thema nya apa dan sudah sampai di mana
DJODI :Aku sama Rima
tertarik mengungkap Misteri Cerita Mistik Masyarakat Jogja tentang Kamar 13
setiap Hotel di Jogya khabarnya diperuntukkan untuk tamu super istimewa, bukan
dari Golongan manusia.
ANDY :Wow itu Amazing
sekali,...Nilai interestnya sangat tinggi, wow,...wow,... (Andy sambil
mengangguk-angguk kekaguman atas ide dan keberanian Djodi dan Rima mengambil
tema tersebut, karena sejauh ini tak ada pihak manapun yang mengusik cerita ini
dan sudah melegenda ratusan tahun. Cerita tersebut di masyarakat sudah mapan
untuk di konsumsi untuk ratusan tahun ke depan).
ANDY :(Masih sambil menganggukkan kepala). Aku benar-benar
takjub sama ide kalian, luar Biasa.
DJODI :(Tersenyum, dalam hatinya Ia ingin berkata. V.O ; ini
memang cerita menarik Andy namun kamu sungguh tak tahu teror apa yang sedang
kami hadapi namun Ia tak melahirkannya, malahan
terus menyunggingkan bibirnya).
DJODI :Ok Andy thanks
bangat support moral kamu kepada Aku dan Rima, terus gimana tugas kamu sendiri.
ANDY :Oh iya hampir
saja Aku lupa. Aku sama Bedhood (Bedhood adalah teman seangkatan mereka
juga, anaknya berperawakan kerdil, namun tangkas, cerdas, lucu dan konyol, pada
saat Ospek kampus dahulu Bedhoot ini jadi Maskotnya Ospek) tertarik
mendokumentasikan beberapa penambang dan
pemahat batu tradisional di lereng kaki gunung Merapi, ya sekitar 14-15 Km dari
arah kota Muntilan ke Arah Utara. Batu-batu pahatan mereka semua bersumber dari
lereng-lereng gunung merapi, konon batu -batu besar tersebut memang hasil
pengerasan lava dari ledakan-ledakan Gunung merapi ribuan tahun yang lalu, ya
ini seperti Fosil nya bebatuan.
DJODI :Wow,...bukan
kah itu juga tak kalah menarik, Andy,...?!
ANDY :Iya semoga demikian, kami berhasrat Tugas Akhir ini memperoleh
nila A+, bukan sekedar A, itu udah kuno, he he he. (Andy bercand).
DJODI :(Djodi hendak melanjutkan omongan nya lagi, namun seketika itu
Rima sudah berdiri di antara mereka, dan ). Oh Rima kamu sudah datang.
RIMA :(Masih sambil berdiri
dan melihat ke arah Djodi) Sudah lama menunggu,...?
DJODI :(Melihat ke arah Rima)
Oh iya silahkan duduk dulu (Rima duduk) ya aku sudah menunggu kira-kira
30 menit (Melihat ke Arah Andy se olah - olah minta persetujuan).
ANDY :Iya,... iya
benar.
RIMA :(Rima melihat ke arah
Andy tersenyum, namun senyum itu terlihat penuh beban)
ANDY :(Andy cepat
tanggap, seperti nya ini situasi sulit dia tak mau mengganggu, dan minta ijin)
Ok, aku harus pergi duluan mau jumpa Pak Alex,...(Pak Alex adalah dosen Tata
Camera & Photography & sekaligus Dosen Pembimbing Andy).
DJODI :Ok
Andy,...kapan-kapan kita lanjutkan lagi obrolannya.
ANDY : (Andy bangun
dan beranjak pergi sambil tersenyum melihat Rima)
RIMA :(Rima melihat ke Andy
dengan pandangan menghiba) Sorry Andy ini stuasi sulit untuk ku Aku perlu
bicara beberapa hal dengan Djodi tentang Projek Tugas Akhir Kami sekarang, Aku
berharap kita bisa obrol lain waktu.
ANDY :(Andy masih
Tetap tersenyum ke arah Rima) Ok Rima gak papa aku memang sudah harus pergi
sekarang, bukan karena apa-apa. Ok,...Enjoy ya (Melihat ke arah Djodi sambil
mengerlipkan mata kirinya dan tersenyum, sebenarnya Andy ngerti bahwa Djodi
memiliki rasa khusus pada Rima dan aroma itu tercium hanya antar dia dan Djodi).
DJODI :(Djodi membalas senyum Andy, hanya mereka berdua yang
mengerti tentang senyum barusan, Karena senyum barusan adalah benar-benar hanya
mereka yang mengetahui ) Thanks Andy.
RIMA :(Rima menghela nafas)
Djod Aku sungguh masih shock dengan mimpi ku semalam, apa menurut mu ini semua
ada hubungannya dengan hal yang sedang kita teliti, mimpi aneh dan mengerikan
bagi ku. Aku tak pernah mendapat mimpi seseram ini sebelumnya, ini benar-benar
mimpi mengerikan.
DJODI :Rima... Aku tidak berharap mimpi mu semalam ada hubungannya
tentang hal yang sedang kita teliti, terus terang Thema ini sangat menarik
seperti kesepakatan kita sebelumnya, kita tidak harus mengubah taupik
penelitian dengan yang lain, lagian kita sudah merampungkan 30 % dari
keseluruhannya. Kita harus terus maju, kita harus kuat Rima.
RIMA :Ok,...Ok,...(Lidah nya
seperti kelu) Aaaku hany,...
DJODI :(Djodi
tanggap apa yang hendak di sampaikan Rima, lalu dia langsung memotongnya)
Ya Rima Aku ngerti kejadian ini memang aneh, namun bukankah Thema yang kita
angkat ini dari awal juga kita telah menyadarinya,...!? Rima (Sambil
memandang Rima tak berkedip, seolah-olah seribu kekuatan terpancar di sana)
Kita belum saat nya berhenti.
RIMA :(Rima kali ini terlihat
lebih tenang, dan merunduk lalu menegadah lagi) Ok (kali ini jawabannya
lebih mantap mengandung kekuatan). Ok,...Ok. Kita tak boleh berhenti, kita
harus terus maju.
DJODI : (Djodi
sambil tersenyum senang dan berkata) Ini baru seorang Rima Yang ku
kenal,...Tangguh dan pantang menyerah.
DJODI :Ok apa lagi
yang kita tunggu ayo kita ambil Camera dan mewawancarai beberapa orang lagi
hari ini sebelum matahari gelap.
{Djodi
berdiri dan berjalan ke arah Kasir, mengeluarkan dompet lalu megeluarkan uang
20 ribuan, di sodorkan ke kasir. mengambil kembaliannya sambil tersenyum ke
petugas Kasir. Lalu berbalik dan berlajalan ke arah Rima, meraih Tangan Rima
lalu melangkah keluar meninggalkan
Kantin}
Selanjutnya...
Selanjutnya...
The 13th Room, Bagian Pertama
Reviewed by Presiden Kacho
on
22.55
Rating:
Tidak ada komentar: