The 13th Room, Bagian Kedua


SEQUENCE 5
DALAM KAMPUS BAGIAN EQUIPMENT - SIANG HARI


{Sebuah ruang tunggu berukurang 4 X 4, ada beberapa bangku tertata membelakangi salah satu dinding ruangan, sebuah ruang terkesan seperti tempat pembelian tiket, seorang Cewek setengah baya terlihat di dalamnya dia adalah petugas administrasi yang mencatat setiap Equipment masuk maupun keluar oleh para mahasiswa praktek atapun penelitian yang mengharuskan menggunakan camera dan macam Equiptment yang diperlukan. Djodi tampak berdiri di sana seperti sedang membeli tiket Kereta, sementara Rima duduk menunggu di kursi tunggu, setelah menyelesaikan surat-menyurat pinjam peralatan, lalu terlihat petugas tersebut menyodorkan kepada Djodi sebuah Camera MiniDV, Tripot sebuah Microphone, sebuah Cassette, Charger dan Batteray, lalu mereka meninggalkan tempat itu, namun sebulumnya dia tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Petugas tersebut,..}

DJODI            :Terimakasih Mbak,...

DJODI            :(Meraih tangan Rima) Ayoo Rim,...


SEQUENCE 6
JALANAN JOGJA - SIANG HARI


{Djodi dan Rima dalam satu motor, Djodi kebagian nyetir, walau tak jarang Rima juga di depan dan Djodi dibelakang, tergantung berapa berat peralatan yang mereka bawa, tak lama kemudian sepeda motor mereka terlihat memasuki Gang-gang sempit, hari ini Mereka akan mengambil beberapa stock shoot Kota Gede. Kota lama ini cocok untuk membangkitkan kesan mistik cerita mereka karena tempat ini adalah sebuah kota lama peniggalan Belanda zaman kolonial. Di sini masih terdapat banyak rumah-rumah megah berasitektur Belanda, konon di sini telah tinggal pembesar-pembesar Belanda selain di Kota Baru, kedua Tempat ini memang memiliki Kemiripan, namun Kota Baru dari tata Lay Out Kota seperti nya lebih Modern, ini bisa dilihat  dari jarak antara rumah tertata rapi dan tak jauh beda dengan komplek- komplek perumahan  sekarang di jaman kita, ada tempat beribadah (Gereja) dan beberpa sarana lain. Sementara Kota Gede letak rumah belum begitu tertata baik, juga masih banyak terdapat benteng-benteng tinggi, sempit dan sekaligus berfungsi sebagai pagar rumah juga Gang yang menghubungkan antara rumah yang satu dengan rumah lainnya, atau kampung yang satu dengan yang lainnya, sangat artistik juga penuh kesan Mistik}


SEQUENCE 7
DI ANTARA TEMBOK/GANG SEMPIT KOTA GEDE - MENJELANG ASHAR


{Sejurus kemudian Djodi dengan camera di tangannya mengambil beberapa shoot, sebagai shoot permulaan. Di sudut yang lain terlihat Rima bercakap-cakap dengan sekumpulan orang di halaman sebuah Rumah di antara nya terlihat anak-anak dan beberapa Ibu rumah tangga, 2 atau 3 orang laki-laki remaja, Djodi tak melewatkan kesempatan ini, Djodi mengarahkan moncong Camera nya ke kurumunan itu awalnya dari Long Shoot perlahan didekatkan menjadi Group Shoot, Djodi tak tahu persis apa yang di bicarakan Rima dengan Kerumunan tersebut, namun sepenuhnya dia percaya kemampuan Rima berdiplomasi maupun dalam mengorek Informasi, itu kemampuan lain lagi yang dimiliki Rima}

DJODI            :(Masih dalam posisi Camera record, mata kirinya tampak di sipitkan dan mata kanannya di biarkan mebelalak View Vender Camera Mini DV Panasonicnya itu, dia hanya tersenyum saja melihat Rima dari View  vender Cameranya)

RIMA : (Rima reflect melihat ke arah Djodi, lalu tersenyum ke arah Djodi, ntah apa yang di ucapkan nya namun mimik nya terlihat jelas mengasyikkan bagi Djodi di View Vender Camera)

{Mereka terus menyusuri Gang demi Gang, namun kali ini Rima ambil alih Camera, sementara Djodi tampak mendorong Sepeda Motor di belakang Rima, Kali ini mereka berada di ujung Gang yang bertembok tebal dan tinggi tersebut, aneh nya ini bukan akhir Gang yang buntu, namun ini justru menghantarkan mereka ke sebuah kampung lainnya}


SEQUENCE 8
PERKAMPUNGAN PENDUDUK KOTA GEDE - SORE HARI


{Kampung / Desa ini terlihat tampak terpisah jauh dengan kompleks Perumahan yang ada di antara Tembok yang mereka lalui tadi, padahal secara geografis satu lokasi, di sini masih ada banyak pohon tinggi, kelapa dan beberapa jenis pohon lainnya, terlihat beberapa puing batu bara menghitam dan berlumut di beberapa area kosong, Rumah penduduk di sini umumnya masih berasiktektur Jawa asli kebanyakan dari papan, sebagian masih dari Gedek juga sudah ada permanen Beton, letak satu rumah dengan yang lain masih jarang, juga tidak tertata alias tata bebas. Jalan tidak beraspal namun tidak becek sejumlah rumpun bambu masih menghiasi beberapa pinggir jalan. Kampung ini terlihat seperti tidak menerima matahari secara langsung, karena biarpun terik siang di sini terkesan adem, beberapa kumpulan Ayam terlihat mencari rejeki secara bebas di semak-semak, orang masih banyak bersepada satu dua mengendarai Motor, tidak bising}

DJODI            :(Memarkirkan Motor, lalu memanggil Rima karena sedari tadi didepannya) Rima,...

RIMA :(Rima menoleh ke Djodi) Ada Apa Say...

DJODI            : (Djodi terlihat keningnya mengerinyit, baru kali ini mendengar Rima Memanggilnya Say dan Djodi tak paham maksudnya) Kita perlu ambil beberapa Stock shoot di sini,...

RIMA : ...Ok,...??!

DJODI            :(Djodi membukan ransel yang masih  di panggul Rima tanpa melepasnya dari bahu Rima, lalu mengeluarkan sebuah Tripot, kemudian meletakkan di salah satu sudut pertigaan Jalan)

RIMA :(Rima lalu meletakkan Camera di atas Tripot)

DJODI            :(Djodi melihat saja apa yang di lakukan Rima, kemudian) Thanks Rim

DJODI            :Ok,... bagaimana menurut mu kalau camera nya kita mulai  dari sudut ini

RIMA :Well,...Bagus, lalu kita bisa melakukan panning kanan-kiri, Tilt UP & down

DJODI            :Tepat, kamu bisa baca pikiran ku, itu memang yang aku mau

{Lalu mereka terlihat tertawa bersama, tanpa mereka sadari sebenarnya sepasang mata dari seorang tua berpakaian gelap  berdiri di dalam sebuah rumah tua tanpa penerangan, melalui sebuah jendela pak Tua itu telah meperhatikan mereka sejak motor diparkirikan. Kemudian Mereka memindahkan Camera ke tempat lain guna mengambil beberapa sudut gambar yang mereka inginkan, terlihat mereka gonta ganti mengoperasikan Camera, lalu pindah posisi lagi ambil gambar lagi begitu lah seterusnya, pada saat Camera dilakukan Panning oleh Djodi dia merasa melewati sebentuk bayangan hitam berkelebat cepat, Djodi kemudian mengarahkan camera nya ke satu Rumah tradisional Jawa lantainya berhubungan langsung dengan tanah, Ketika Camera terus mendekati rumah tersebut dengan bantuan Zoom in, Sesosok tubuh gelap berpakaian serba Hitam berdiri tepat di hadapan pintu juga sedang memandang ke arah Camera, Seolah-olah Pak Tua sedang memelototi Djodi yang berada di balik layar Cameranya. Saat itu Djodi tersentak hampir saja Camera terjatuh dari tanggannya dia benar kelihatan kaget luar biasa,...}

RIMA :(Rima yang melihat keanehan Djodi bertanya) Ada apa Djod,...

DJODI :(Berusaha menyembunyikan kekagetannya, sambil menyodorkan Camera kepada Rima) Gak Papa Rim Aku hanya Kesemutan

RIMA :Ok,...aku melanjutkannya untuk kamu,...ya mungkin satu dua shoot lagi

DJODI            :Ya benar,...aku pikir Stock Shoot di tempat ini sudah cukup

RIMA :Yap,...

{Kemudian Rima melepaskan Camera dari Tripoot, lalu menciutkan Tripoot dan memasukkan ke ransel bag Djodi membantu nya, kemudian mereka menuju ke tempat Motor
di parkirkan, Djodi membuka kunci stang motor lalu keduanya berjalan kaki sambil Djodi mendorong Motor, mereka kembali melewati jalan yang sama ketika mereka masuk sebelum nya}


Selanjutnya
The 13th Room, Bagian Kedua The 13th Room, Bagian Kedua Reviewed by Presiden Kacho on 23.03 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.