The 13th Room, Bagian Kedelapan


SEQUENCE 26
TEMPAT PARKIR HOTEL H - SIANG HARI


{Mereka memarkir Motor, Hotel H memiliki tempat parkir luas, menempati lantai Ground, setelah memarkir motor, mereka naik ke lobby melalui tangga yang tersedia di lantai ground tersebut, sesaat kemudian mereka sudah mencapai Resepsonist Hotel H, tampak beberapa wanita Cantik berdiri di sana sibuk melayani beberapa tamu yang check in, terlihat senyum yang terus mengembang di bibir mereka terkesan mereka tak pernah lelah menyingirkan bibirnya, Ironis memang namun itu lah scenario yang harus mereka lakoni. Menebarkan senyuman demi menyenangkan atau memperlihatkan kenyamanan semu bagi setiap Tamu Hotel, ahh bodoh amat bagi mereka apa susahnya sekedar Nyengir yang penting masih bisa bekerja dan tentu ada imbalan di awal bulan, ok sementara waktu kita stop dulu cerita mengenai wanita Cantik nan seksi resepsionist. Karena Rima dan Djodi sudah berada di depan meja resepsionist}

RIMA :Siang Mbak....

RESEPSIONIST A :(Sambil tersenyum pada Rima Dan Djodi) Siang...Ada yang bisa kami bantu...?

RIMA :Benar Mbak...kami punya janji wawancara dengan Pak Hermawan. Apa Kami bisa langsung ke kantornya...?

RESEPSIONIST A :Sebentar Mbak saya check dulu (Kemudian wanita resepsionist menekan beberapa nomor di Box telephone yang ada di depannya, sesaat kemudian terlihat wanita resepsionist memberitahu tentang janji wawancara dengan Rima dan Djodi, setelah meletakkan gagang telphone tersebut, dengan sopan santun dan senyum, mengatakan kepada Rima Dan Djodi bahwa Pak Hermawan menyilahkan mereka langsung ke ruangan nya) Mbak langsung saja ke ruangan Pak Hermawan

RIMA :Terima kasih Mbak (Sementara Djodi yang berada menyamping di belakang Rima Cuma Nyengir aja ke Wanita Resepsionist tersebut sebagai signal respect, lantas mereka pun berlalu dari tempat itu)

SEQUENCE 27
RUANG KANTOR PAK HERMAWAN (MANAGER HOTEL H) - SIANG HARI


{Sebuh Ruangan 3X3 persegi berwarna Crem sebuah meja dan satu Unit Komputer terletak di atas nya dan Pak Hermawan terlihat sedang mengetik ketika pintu terdengar di ketuk dari luar}

RIMA & DJODI :(Mengetuk pintu dari luar) Tok...tok...tok...tok

PAK HERMAWAN :(Sambil terus mengetik) Silahkan masuk

{Kemudian Rima & Djodi masuk, Pak Hermawan menghentikan ketikannya dan mempersilahkan mereka duduk lantas langsung memulai pembicaraan}


PAK HERMAWAN :Jadi Apa yang bisa saya bantu buat kalian

RIMA :Tidak banyak pak, hanya beberapa pertanyaan saja sehubungan dengan sebuah film dokementer yang sedang kami buat dalam tugas akhir kami.

PAK HERMAWAN :Ya Tentu...apa kita langsung bisa mulai saja wawancaranya sekarang

RIMA :Boleh (Lalu Rima memberi kode ke Djodi untuk menyiapkan Cameranya)

{Djodi lalu mengeluarkan sebuah Tripot dan Camera dari tas Pungungnya, kemudian Djodi menset Tripot dan Camera di sudut Ruangan sebelah kanan, kemudian Djodi memberikan microphone kepada Rima}

DJODI            :(Rima melihat ke Djodi, Djodi kemudian memberi sinyal tanda Camera ready)

RIMA :Ok pak Hermawan...kita sudah siap...

PAK HERMAWAN :Ya ...

RIMA :Seperti yang telah kita ketahui ada sebagian Hotel yang pemiliknya masih menyediakan kamar Khusus buat Tamu istimewa mereka, konon katanya bukan dari golongan manusia, Anehnya lagi kamar special itu harus nomor urut 13 dan tak boleh di sewakan kepada siapapun dari Golongan manusia.

RIMA :Menurut hasil Pengamatan kami ada 45 % Hotel yang sudah tak menggunakan lagi Nomor kamar 13 termasuk di dalamnya Hotel yang Bapak Pimpin ini, sementara 55 % di antaranya masih menggunakannya. Pertanyaannya, Apakah Fenomena ini merupakan suatu bentuk lain dari pembangkangan Tradisi atau karena semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan sehingga kepercayaan-kepercayaan leluhur sudah tidak acceptable atawa credible lagi untuk masa-masa sekarang ini.

PAK HERMAWAN :Ya memang ada sebagian Owner Hotel yang masih percaya pada Tradisi Nomor Urut 13, atau mungkin punya agreement tertentu dengan makhluk yang di istimewa kan itu, hal itu sama sekali berbeda dengan pemilik Hotel yang saya pimpin ini. Owner di sini sudah meninggalkan Tradisi tersebut, ini tidak bisa dikatakan pembangkangan, karena pembangkangan berlaku bagi orang yang percaya pada suatu Hal tertentu, lalu kepercayaan itu dikhianatinya, saya kira khianat di sini sama maknanya dengan pembangkangan tadi, karena yang kami lakukan adalah bersifat transformasi.

RIMA :Lalu apakah tradisi baru yang diterapkan dalam perancangan kamar Hotel di sini tidak mengundang suatu malapetaka atau kejadian-kejadian Aneh atau jelasnya Makhluk dari golongan Jin mengganggu tempat ini...

PAK HERMAWAN :Sejauh ini kami belum pernah di datangin mahkluk dari Golongan tersebut lalu membuat onar di sini, ya... kalau daun jendela terbanting itu karena tiupan angin, bila ada suara air yang terus mengalir di bath Room itu juga karena penyewa nya lupa menutupnya. Saya pribadi percaya makhluk itu ada, dari Sistem reproduksi mereka sama dengan golongan manusia namun hidup dalam dimensi yang berbeda dan di antara mereka ada yang baik juga namun sebagian besar golongan mereka adalah sudah menjadi pembangkang sejak semula.

RIMA :Ya mungkin itu sejauh yang bapak tahu, bagaimana kalau salah satu karyawan atau salah satu penyewa mengalami atau di ganggu oleh makhluk tersebut...

PAK HERMAWAN:Begini Nak saya hendak bicarakan logika sedikit, Adek pernah menampung Air dalam baskom dari kran...? air tentu akan mengalir ke baskom lalu bagaimana kalau baskom itu kita hilangkan tentu air akan mengalir ke selokan atau kemana pun atau apapun yang bisa menampungnya, hal ini di namakan dengan wadah. Ini sama kasusnya dengan yang kita bicarakan ini, terus apabila ada tamu atau karyawan pernah mengalami gangguan aneh, hal ini juga berkenaan dengan wadah yang ada pada mereka, dan itu bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja yang memiliki wadah itu.

RIMA :Ya saya faham sekarang Wadah apa yang bapak maksud.

PAK HERMAWAN :Ya saya harap juga...

RIMA :Ini sudah sangat jelas bagi kami, terimaksih banyak. Bapak sudah sangat membantu tugas Kami.

PAK HERMAWAN :Ya sama-sama.


{Lalu setelah salaman dan terimakasih pada Pak Hermawan Rima dan Djodi meninggalkan Ruangan tersebut, lalu mereka harus keluar masuk beberapa hotel lainnya untuk maksud yang sama, namun wawancara lainnya tidak ditampilakan secara utuh, maksudnya wawancara lainnya di tampilkan Visualnya saja secara flash dalam Film dokumenter mereka nanti, kecuali wawancara mereka yang tertunda dengan Bapak Soelardjo Manager Hotel X}


Baca Selanjutnya
The 13th Room, Bagian Kedelapan The 13th Room, Bagian Kedelapan Reviewed by Presiden Kacho on 23.19 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.